BAB 3
QOSHOSUL QURAN
1. Definisi Qaṣaṣul Qur’an
Kata Qoṣoṣ ( َ ق َ صْ ص ( berasal dari bahas Arab yang merupakan bentuk jamak dari َّص ِق ) Qisṣah kata ْ ة ( yang berarti tatabbu’ al-atsar ( َ ت َ ت ُّ ب ُ ع ْ ا َ ْل َ ث ِ ر ( yang berarti mengulang kembali masa lalu. Qiṣaṣ menurut Muhammad Ismail Ibhrahim berarti hikayat ( حِال َ ك َ ( اية berarti cerita
Qasaṣ diterjemahkan dengan kisah yang berarti kejadian (riwayat, dan sebagainya). Menurut Al-Raghib al-Ishfahani (w. 502 H), Qiṣas adalah akar kata (mashdar) dari qashsha yaqushshu yang konotasinya tak jauh berbeda dari makna yang disebutkan di atas
2. Pembagian Qasasul Qur’an
a. Ditinjau dari Segi Waktu
1. Kisah hal-hal gaib pada masa lalu ( َ ق َ ص ُص ُ الغ ُ ِب ي و َ ِض اْل ا َ ية( . Kisah yang menceritakan kejadian-kejadian gaib yang sudah tidak bisa ditangkap Panca indra yang terjadi di masa lampau.
b. Kisah tentang penciptaan alam semesta,
c. Kisah tentang penciptaan Nabi Adam dan kehidupannya ketika di Surga
d. Kisah nabi Nuh, nabi Musa, dan kisah Maryam
2. Kisah-kisah gaib yang masih berlangsung hingga masa kini
. Kisah yang menerangkan hal gaib pada masa sekarang, (meski sudah ada sejak dulu dan masih akan tetap ada sampai masa yang akan datang) dan menyingkap rahasia orang munafik.\
a. Kisah tentang turunnya malaikat-malaikat pada malam Lailatul Qadr,
b. Kisah tentang kehidupan makhluk-makhluk gaib seperti setan, jin, atau iblis.
3. Kisah hal-hal gaib pada masa yang akan datang
Kisahkisah yang menceritakan peristiwa yang akan datang yang belum terjadi pada waktu turunnya Al-Qur’an, kemudian peristiwa tersebut betul-betul terjadi. Seperti kisah kemenangan kerajaan Bizantium atas kerajaan Persia yang terjadi 7 tahun setelah Al-Qur’an diturunkan
b. Ditinjau dari Materi
Ditinjau dari segi materi, kisah-kisah dalam Al-Qur’an menceritakan tentang
1. Kisah tentang perjalanan dakwah para rasul, mukjizat mereka, fase-fase dakwah mereka, penentang, serta pengikut mereka. Contoh kisah para nabi dan rasul yang 25,
2. Kisah kesalehan orang-orang yang belum diketahui status kenabiannya agar diteladani dan kisah tokoh-tokoh durjana masa lalu agar dijauhi dan tidak diikuti. Contoh kisah tentang Luqman
3. Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa yang terjadi pada masa Rasulullah Saw. seperti kisah tentang kekalahan umat Islam pada perang Uhud d
c. Ditinjau dari Segi Pelaku
Jika ditinjau dari segi pelakunya, maka kisah-kisah dalam Al-Qur’an dibagi menjadi beberapa macam:
1. Kisah tentang manusia, yaitu kisah yang pelakunya adalah mansuia. Seperti kisah yang menceritakan tentang para nabi dan rasul, kisah Ali ‘Imran, kisah Sayyidah Maryam, kisah Fi’aun, kisah Qarun dan sebagainya
2. Kisah tentang malaikat, yaitu kisah yang pelakunya malaikat. Seperti QS. Hud [11]: 69-70, yang mengisahkan bahwa malaikat datang kepada nabi Ibrahim dan nabi Luth dengan menjelma sebagai seorang tamu;
3. Kisah yang digambarkan oleh jin. Seperti kisah jin Ifrit
4. Binatang, yaitu kisah yang pelakunya adalah binatang.
d. Ditinjau dari Segi Panjang Pendeknya
Kisah-kisah dalam Al-Qur’an dilihat dari panjang pendeknya terbagi menjadi 3 yaitu:
1. Kisah Panjang. Contohnya kisah Nabi Yusuf as. dalam surat Yusuf yang hampir seluruh ayatnya mengungkapkan kehidupan Nabi Yusuf as., sejak masa kanakkanak sampai dewasa dan memiliki kekuasaan.
2. Kisah yang tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek (tengah-tengah antara kisah panjang dan kisash pendek), seperti kisah Maryam dalam surah Maryam, kisah Ashabul Kahfi dalam surah al-Kahfi, kisah Nabi Adam as. dalam surat AlBaqarah dan surat Thaha.
3. Kisah Pendek, kisah yang diceritakan dalam jumlah yang tidak lebihh dari sepuluh ayat. Seperti kisah Nabi Hud as. dan Nabi Luth as. dalam surat Al-A’raf.
e. Ditinjau dari Jenisnya
Dilihat dari jenisnya, kisah-kisah dalam Al-Qur’an terbagi menjadi beberapa bagian sebagai beriktu:
1. Kisah tentang sejarah ( قِ ال صَ َ ِ ةالت ار ْ ِخ ي َ ( ية Kisah yang berkisar tentang kisah-kisah sejarah, seperti sejarah para nabi dan rasul sebagaimana disebutkan di atas.
2. Kisah Perumpamaan ( قِ ال َ صة َ الت ْ مِث ْ ِي ل َ ( ية Perumpamaan ini merupakan metode Al-Qur’an untuk memperjelas suatu makna tertentu. Seperti Allah mengumpamakan keimanan (tauhid) dengan pohon yang senantiasa menghasilkan buah yang baik
3. Faedah Qaṣaṣul Al-Qur’an
Setelah Ananda memahami tentang pengertian dan pembagian Qoṣoṣul Qur’an beserta contoh ayatnya, selanjutnya Ananda diharapkan mampu memahami faedah dari Qoṣoṣul Qur’an. Di antara faedah Qaṣaṣul Qur’an adalah sebagai berikut:
1. Dapat memahami metode dakwah yang dilakukan para nabi dan rasul dalam mengajak umatnya untuk mentauhidkan Allah Swt. Seperti metode berdakwah nabi Musa dan nabi Harun terhadap Fir’aun dan kaumnya
2. Meneguhkan hati Rasulullah dan hati umat Muhammad atas agama Allah, memperkuat kepercayaan orang mukmin tentang menangnya kebenaran dan para pendukungnya serta hancurnya kebatilan dan para pembelanya.
3. Membenarkan para Nabi terdahulu, menghidupkan kenangan terhadap mereka serta mengabadikan jejak peninggalannya
4. Menampakkan kebenaran Muhammad dalam dakwahnya dengan apa yang diberitakannya ihwal orang-orang terdahulu di sepanjang kurun dan generasi.
5. Menyibak kebohongan para ahli kitab dengan hujjah (dalil atau dasar pemikiran) yang membeberkan keterangan dan petunjuk yang mereka sembunyikan dan menentang mereka sebelum kitab itu diubahnya.
4. Hikmah Pengulangan Kisah dalam Al-Quran
Di dalam kitab suci Al-Qur’an banyak sekali kisah-kisah yang disebutkan berulangulang. Hanya saja pengulangan kisah-kisah Itu dalam bentuk yang berbeda-beda. Hal tersebut mengandung hikmah yang di antaranya:
a. Menjelaskan ketinggian mutu sastra balaghah Al-Qur’an, terbukti bisa mengungkapkan kisah sampai beberapa kali tetapi dalam ungkapan yang berlainan sehingga tidak membosankan bahkan mengasyikkan pendengarnya
b. Membuktikan ketinggian mu’jizat Al-Qur’an, yakni bisa menjelaskan satu makna (satu kisah) dalam berbagai bentuk kalimat yang bermacam-macam.
c. Untuk lebih memperhatikan kepada pentingnya kisah-kisah Al-Qur’an sehingga perlu disebutkan dengan berulang-ulang sampai beberapa kali agar dapat lebih meresap terpatri dalam hati sanubari.
d. Menunjukkan perbedaan tujuan dari tiap-tiap kali pengulangan penyebutan kisah AlQur’an itu, sehingga menunjukkan banyaknya tujuan penyebutan kisah sebanyak pengulangannya
TERIMA KASIHHH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar